Marinews99 - Riset terhadap darah komodo yang diperkirakan dapat membantu pemulihan luka yang terinfeksi dilakukan oleh sejumlah peneliti di Amerika Perkumpulan.
Dipimpin oleh Monique van Hoek, bahwa terdapat delapan puluh jaringan bakteri di dalam mulut dan liur komodo ditemukan tim peneliti. Keracunan darah atau sepsis pada manusia bisa disebabkan oleh salah satu jaringan bahkan.
Akan tetapi, hewan reptil itu tak terpengaruh oleh bakteria-bakteria itu sehingga dapat diasumsikan mereka kebal atau imun.
Sebagaimana dipaparkan dalam jurnal npj Biofilms and Microbiomes, peneliti-peneliti dari Universitas George Mason di AS kemudian membuat senyawa buatan berdasarkan molekul yang ditemukan dalam darah komodo.
Senyawa buatan yang diberi nama DRGN-1 tersebut lalu diberikan pada mencit yang mengalami luka dan terinfeksi 2 jaringan bakteri, yakni Pseudomonas aeruginosa dan Staphlyococcus aureus atau juga dikenal dengan sebutan MRSA.
Kedua jaringan bakteri ini tidak mudah diobati lantaran membentuk koloni (atau biofilms) yang lebih tahan terhadap antibiotik dibandingkan bakteri tunggal.
Bagaimanapun, menurut peneliti-peneliti, kedua jaringan bakteri itu takluk oleh DRGN-1, yang membantu pemulihan luka pada mencit melewati aktivitas anti-mikroba dan mempercepat migrasi sel kulit untuk menutup luka.
Meski baru diuji pada mencit dan terhadap dua jaring bakteria, peneliti-peneliti meyakini DRGN-1 merupakan kandidat yang baik untuk pengujian lebih lanjut dan berpotensi dikembangkan menjadi antibiotik di masa mendatang.
Komodo dikenal sebagai hewan khas Indonesia dan hidup di 5 pulau yang menjadi bagian Taman Nasional Komodo.
EmoticonEmoticon